December 21, 2005

Di Jerman, Belanda, dan Indonesia

Di Jerman, orang terbiasa dengan prinsip Based on Trust. Artinya, orang Jerman memperlakukan orang lain dengan dasar saling mempercayai. Tidak ada pengawasan ketat untuk menjaga suatu barang agar tidak dicuri. Di tempar parkir, kalau sebuah sepeda sudah dikunci, berarti menandakan ada yang punya. Gemboknya juga tidak usah terlalu besar, kan hanya sebagai penanda.

Sementara di Belanda (berdasarkan informasi dari Dauly yang pernah kesana – red), kunci sepeda di Belanda itu biasanya menggunakan gembok besar (menyerupai rantai anjing kalau tidak salah). Soalnya kalau hanya menggunakan kunci biasa, sepedanya tidak akan aman. Bisa gampang dicuri. Orang Belanda bisa dibilang cenderung lebih curang dibandingkan orang Jerman.

Bandingkan dengan keadaan di Indonesia. Mungkin Indonesia menjadi tidak aman juga karena meniru Belanda. Kita kan dulunya dijajah dan diajari curang oleh orang Belanda. Jadi deh mental orang-orang Indonesia banyak yang meniru mental orang-orang Belanda. Contoh mental yang tidak baik itu misalnya: curang, suka mencuri, tidak percaya pada orang lain, dll.

Lihat saja supermarket atau swalayan di Indonesia yang pembelinya harus diawasi ketat dan tas pun harus dititipkan di dekat pintu masuk. Ya sebab kalau tidak supermarketnya bisa bangkrut karena banyak orang yang mengambil barang tanpa mau bayar. Sementara di jerman jarang sekali ada penitipan tas, kecuali di Bibliothek alias perpustakaan. Semuanya Based on Trust. Jika tetap ada yang coba-coba nyolong, di Jerman sanksinya berat. Apalagi kalau yang nyuri adalah Ausländer alias orang asing. Wah, bisa tambah runyam tuh masalah.

Berhubungan dengan itu, sejak masih di Indonesia aku kan suka pakai tas ransel kemana-mana. Tidak cuma pas maen dan jalan-jalan saja, ke kantor pun kadang pakai tas ransel (dasar karyawan bandel :D). Kalau sedang berada di bis atau di tengah keramaian, aku pasti nggantung tuh ransel di bagian depan (bagian dada - red). Aku tidak pernah berani menggendong ransel di punggung, krn takut dicopet. Tas sudah digendong di depan dada saja kadang masih bisa dicopet, apalagi jika digendong di punggung.

Tapi di jerman, aku dengan nyaman pakai ransel kemana-mana tanpa harus repot-repot digantung di depan dada. Sesekali saat berada di dalam bis atau trem dan kebetulan tidak mendapatkan duduk, aku turunkan juga ranselku dan kutaruh di deket kaki: Hal itu kulakukan karena takut mengganggu orang-orang di sebelahku yang hendak sama-sama berdiri atau malah akan turun.

Ya, bisa dibilang memang aman untuk berjalan-jalan di tempat umum di Jerman. Mau lagi ramai, macet atau desak-desakan sekalipun, tak usah takut sama copet. Berani nyopet, silahkan saja berhadapan dengan hukum yang sanksinya tak tanggung-tanggung beratnya. Benar-benar nyaman dengan situasi lingkungan yang seperti itu.

Entah kapan di Indonesia bisa seperti itu.

Kreischaer Str. 12, 03:24 cet

• • •