March 28, 2005

Membaca: Gue, Suami dan Anak-anak Gue :D

Gue baru aja nyelesein baca bukunya Fauzil Adhim yang berjudul “Membuat Anak Gila Membaca”. Buku itu bener-bener menginspirasi gue. Saat baca tuh buku, anak-anak khayalan gue serasa hadir di sekitar gue dan menanti gue untuk segera membacakan sebuah dongeng di sela senggang dan kala mereka hendak berangkat tidur. (Ah…, air mata gue tiba-tiba meleleh).

Sudah beberapa bulan ini, gue emang suka baca.

“Hah? Gila! Yang bener? Emang selama ini loe ngapain? Masak loe gak suka baca sih, Chan? Boong ya?”

“Eits, beneran. Gue gak boong kok.”

Gue mo jujur nih ya. Gue emang sempet gak suka baca. Gue bener-bener gak bisa menikmati buku-buku yang “mengerumuni” gue di rumah. Gue lebih asyik nonton infotainment di TV. Atau…, kalau pun baca, yang gue baca adalah gosip! Gosip! Ampun…:( Itulah yang mungkin bikin gairah nulis gue sempet luntur untuk beberapa waktu.

“Trus, apa yang bikin loe kembali suka baca?”

“Suami gue”

“Lho kok?”

Iya, saat papa mertua gue mendorong gue untuk nulis lagi, gue gak tahu apa yang mo gue tulis. Gue merasa tulisan gue begitu kering dan kurang bermakna. Mau gak mau, gue harus baca dong. Tapi…, gue kan gak suka baca (pada waktu itu).

Sedikit demi sedikit, suami gue menulari “virus” baca itu. Lewat kegilaan membacanya, gue terinspirasi agar ntar, saat anak-anak hadir meningkahi rumah tangga kami, rumah kami itu bakalan jadi “perpustakaan mungil” bagi mereka. Ya, tempat mereka bisa mengenal baca dan tulis sejak dini.

OOO

Awalnya, penularan “virus” itu tak langsung terasa. Tapi setelah gue memutuskan untuk terjun lagi ke dunia nulis, gue merasa harus baca dulu, sebelum gue tulis sesuatu. Dan itu harus! Kalau tidak mau tulisan gue gak menarik untuk dibaca. Yap, disinilah peran suami gue yang emang gila baca itu, benar-benar gue rasakan.

Allah SWT memang adil dan tahu apa yang kita butuhkan. Seperti kasus gue ini. Coba kalau gue gak ketemu orang seperti suami gue itu, atau… gue punya suami yang gak suka baca. Wah, bisa jadi keinginan baca gue akan makin terkubur. Gue tak akan pernah jadi manusia pembelajar, seperti sekarang ini. Alhamdulillah…

Suami gue… Memang, bukan ia yang menginspirasi gue untuk menulis kembali. Tapi. Dengan dorongan hebatnya agar gue suka baca, gue jadi lebih gampang dan lancar dalam menulis serta menumpahkan perasaan. Menulis memang penting, tapi membaca jauh lebih penting. Tanpa “virus” baca itu, gue yakin gue gak akan bisa seperti sekarang. Thanks, my husband. I appreciate all of things that you’ve did for us… I love you.

Wah, gue menitikkan air mata lagi. Anak-anak khayalan gue sekarang lagi pada asyik menikmati buku-buku di ruang baca berukuran mungil, yang sengaja kami bangun untuk mereka. Ruang baca itu menghadap taman belakang yang dihiasi rumput jepang dan beberapa jenis bunga yang sedang mekar. Hmmm, sejuk sekali sore itu…

“Bunda, ada cerita tentang Kerajaan Es Krim, nih…Bacain, dong!” pinta mereka sambil menyodorkan sebuah buku ke arah gue.

Gue terkaget.

“Tunggu…tunggu, sayangku,” ucap gue sambil menghapus air mata haru di pipi. Gue bersiap-siap membaca lagi untuk mereka….


PP Plaza Lt. 3
17:13 pm.
• • •