April 29, 2005

Taschan Mendongeng (1)

Setelah mengikuti Workshop Mendongeng di Fakultas Ilmu Budaya - Universitas Indonesia (FIB-UI) pada hari Kamis-Jum’at, tanggal 14-15 April 2005, para mentor menyarankan peserta untuk sering mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan di kelas. Baik di lingkungan kerja maupun di komunitas gaul kami masing-masing. Para mentor dongeng yang hadir saat itu adalah Drs. Suyadi (Pak Raden), Kak Agus D.S. dan juga Ibu Nina Martini (Dosen JIP FIB-UI).

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Saya yang masih belum tahu dimana tempat mempraktekkan ilmu yang baru saja saya dapatkan tersebut, tiba-tiba mendapatkan tawaran untuk mengisi sesi mendongeng di Rumah Cahaya (RumCay), Depok. Sesi yang ditawarkan pada saya adalah sesi hari Minggu, 8 Mei 2005 pukul 10.00 – 12.00 WIB. Meski masih merasa ragu, saya pun menyanggupinya. Ya hitung-hitung latihan buat saya :D

Tiba-tiba, pada Sabtu Malam 23 April 2005 pukul 20.00 WIB yang lalu, ketika saya mengecek HP, di layar terbaca ada miscall 2x dari nomor telpon RumCay. Dengan penuh tanda tanya, saya balik menghubungi.

“Assalamu ‘alaikum”, sapa seseorang di sana. Dari suaranya, saya tahu bahwa itu Mbak Tami, salah seorang pengurus RumCay.

“Wa ‘alaikum salam,” jawab saya. “Ini Taschan, Mbak. Tadi telpon ke HP-ku ya? Ada apa?”

“Oh iya. Gini, besok kan mbak Vita enggak bisa ngisi acara dongeng. Gimana kalo diganti Taschan aja?”

Gubrak! Saya terkaget mendengarnya.

“Yang bener? Serius nih?” tanya saya lagi.

“Masak aku boong sih? Kalo enggak percaya, tanya aja nih sama mas Denny,” terangnya dengan nada santai.

Suara di seberang pun lalu berganti dengan suara Denny Prabowo, yang baru saja diangkat menjadi Ketua Penanggung Jawab RumCay.

“Halo,” sapanya.

Bla…bla…bla…

Intinya, sebisa mungkin saya harus bisa mengisi sesi dongeng pada keesokan harinya.

Setelah berpikir sejenak, saya lalu menghubungi Amy, adik kelas saya, via SMS. Saya sengaja menghubunginya, karena merasa belum percaya diri (PD) untuk mendongeng sendirian. Mau saya, malam itu juga kami latihan untuk acara mendongeng itu. Tapi karena Amy ada acara Malam Keakraban (Makrab) angkatan 2003 di Asrama UI – Depok, akhirnya saya pun hanya bisa mencari beberapa dongeng di Kompas Anak yang telah saya bundel sebelumnya. Akhirnya saya pilih cerita tentang “Monyet dan Kancil”.

Keesokan paginya, sesudah shubuh saya pergi ke kost-an Amy yang berada tak jauh dari tempat tinggal saya di bilangan Kampung Sawah, Jakarta Selatan. Waktu saya sampai, rupanya ia baru saja bangun. Tampaknya, ia kelelahan setelah semalam menghadiri acara Makrab.

Usai Amy sholat shubuh, kami pun berlatih. Agak malas-malasan juga, karena kami belum tahu apa yang akan kami perbuat nanti. Tapi dari segi persiapan, tampaknya Amy lebih jago. Karena kala ia pulang kampung, ia sering mendongeng untuk adiknya yang masih TK. Sedang saya sendiri, belum pernah sekali pun mendongeng.

Pagi itu, kami hanya berlatih sekitar satu jam. Setelahnya, kami memasak mie goreng lalu menikmatinya sambil menonton tayangan Chibi Maruko-Chan, kartun kesukaan saya.
• • •